LEGENDA KISAH NAMA RUEB SEBILING
(Cerita fiksi oleh: Mebala)

RUEB SEBILING merupakan air terjun tertinggi disepanjang sungai Krayan. Sedangkan sungai Krayan sendiri merupakan sungai terbesar di seluruh daerah tanah Krayan yang merupakan tanah Dayak Lundayeh-Lun Bawang, oleh karena itulah nama sungai ini diabadikan sebagai nama daerah yang saat ini terdiri atas 5 Kecamatan ini. 

Air terjun atau Rueb Sebiling yg terletak di hilir desa Ba'liku ini mempunyai cerita legenda yang jarang diketahui orang Lundayeh-Lun Bawang sendiri, apalagi orang luar karena belum ada yang menulis nya.   
Rueb Sebiling
(Air Terjun yang Menysuri Sungai Krayan)

Dikisahkan pada zaman dahulu sekelompok masyarakat dalam pengembaraan mereka yaitu kebiasaan zaman itu berpindah-pindah tempat tinggal sampailah mereka di daerah dibawah Rueb ini. Melihat keadaan Rueb ini begitu tinggi dan tepian kiri-kanan nya gunung tinggi dipenuhi hutan lebat dengan kayu yang besar dan tinggi-tinggi juga dahannya panjang-panjang sehingga saling menutup alur sungai ditengah-tengahnya maka mereka mengatakan Rueb inilah ujung hulu dari sungai ini, apalagi melihat air yang terjun seolah keluar dari dalam perut gunung. Mereka akhirnya memilih membuat perkampungan di daratan beberapa ratus meter dari Rueb ini.
Pemimpin kelompok masyarakat perkampungan ini mempunyai dua orang anak laki-laki, yang bungsu bernama SEBILING. Setelah lama bermukim ditempat itu pemuda SEBILING yang semakin dewasa semakin jauh juga pengembaraannya di hutan untuk berburu, hingga menaiki gunung disamping air terjun ini. Setelah sampai di puncak gunung dia meneruskan perjalanan nya ternyata alur sungai ini masih berlanjut ke bagian hulu, juga daratan yang datar makin luas. Kemudian dia menemukan sebuah anak sungai pertama dari puncak air terjun ini ke arah hulu, anak sungai cukup lebar dan berair jernih sekali, dan ketika dia menyusuri anak sungai ini ke hulu dia sangat tertegun bercampur bahagia karena daratannya sangat baik untuk tempat pemukiman.
  
Setelah pulang ke rumah pemuda Sebiling menceritakan tentang kisah penemuannya tersebut kepada orangtuanya dan kakaknya dan mengajak mereka pindah, tetapi mereka tidak ada yang setuju dengan keinginannya tersebut, baik orang tua nya maupun kakaknya tetap berpegang pada keyakinan bahwa Rueb itulah batasan terakhir dunia mereka.   

Akhirnya pemuda Sebiling nekad pindah sendirian diikuti hanya beberapa orang saja dari kelompok masyarakat ini. Dipimpin pemuda Sebiling yang kuat bekerja maka mereka mendirikan pemukiman. Setelah menetap di pemukiman baru ini pemuda Sebiling tetap mengajak orang tuanya dan kakaknya pindah, akhirnya suatu hari ibunya berkata akan ikut pindah semua jika pemuda Sebiling menggendong semua orang-orang yang sudah usia tua melintasi gunung Rueb itu ke atas, termasuk ke-dua orang tuanya. Pemuda Sebiling menyanggupi nya dengan senang hati, satu per satu orang-orang usia tua digendong nya naik sampai puncak, setelah mereka berkumpul di puncak Rueb itu mereka memandang Rueb itu ke bawah dengan kagum bercampur haru, dalam percakapan mereka orang-orang tua itu memandang pemuda Sebiling yang duduk bersama mereka mengatakan : "engkau telah membawa kami melintasi Rueb ini dengan selamat berarti engkau yang telah menaklukkan Rueb ini maka kami menamakan Rueb ini dengan nama mu RUEB SEBILING."

Demikianlah kisah dari nama dari Rueb Sebiling itu terjadi, dan nama itu abadi sampai sekarang. Dan pemukiman yang didirikan pemuda Sebiling itu akhirnya bernama desa Pa' Pawan. Sehingga mereka inilah yang salah satu cikal-bakal leluhur orang Krayan karena makin lama mereka menyebar sampai ke bagian hulu sungai Krayan ini. Selesai. (Hak cipta MEBALA).

Tanid Padan, Turan Balang, Yusia Gerson
(sebagian masyarakat yang sudah mencapai lokasi air terjun)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGURUS FKMPKN SAMARINDA 2012/2013

BORNEO CRY'S