Ekologi Industri


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Indonesia dihadapkan pada semakin terbatasnya sumber daya alam yang semakin menipis sebagai sumber energi. Dari perspektif ekonomi sector riil, satu-satunya yang membuat Bangsa Indonesia masih untuk keluar dari lingkaran krisis tersebut ketersediaan sumber daya yang bisa dipergunakan kembali seperti limbah dari suatu industri. Limbah yang dihasilkan dari suatu industri, membuat industri tersebut harus mengeluarkan investasi untuk mengelola limbah tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa untuk mengelola limbah butuh biaya yang tidak sedikit. Banyak penelitian dari para peneliti bahwa limbah-limbah yang dihasilkan dari industri mempunyai nilai yang berharga sebagai sumber daya energy industri lainnya.
Hal ini membuat para peneliti untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang dapat menghemat penggunaan bahan baku da energi dari alam. Sistem industri yang dapat dikembangkan utuk mengatasi masalah lingkungan adalah ekologi industri. Ekologi industri merupakan suatu sistem industri yang terpadu diantara industri-industri yang ada di dalamnya dan saling bersimbiosis secara mutualisme. Konsep ekologi industri telah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Kalundborg Denmark, Broenville Amerika Serikatdan Calgary Canada.
Konsep ekologi industri dapat diterapkan di negara berkembang seperti di Indonesia. Kalimantan Timur khususnya yang mempunyai misi untuk mengembangkan industri hilir sebagai penambah devisa harus sangat memikirkan untuk memakai konsep ekologi industri sebelum semua terlaksana. diharapkan dengan diterapkannya ekologi industri di Kalimantan Timur bisa menghemat biaya baik itu dari bahan baku, pengelolaan limbah dan lain-lain.
Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai potensi yang besar untuk penerapan ekologi industri dimana Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki lahan yang cukup luas untuk penerapan sistem ekologi industri. Hal inilah yang melatarbelakangi saya membuat makalah ini untuk mengetahui konsep ekologi industri yang bisa diterapkan di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan dilihat dari sumber daya yang dimiliki dan kebutuhan masyarakat sekitar.

B.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a)      Untuk mengetahui konsep ekologi industry yang bisa diterapkan di Kabupaten Kutai Kartanegara ?

C.      Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang konsep ekologi industry yang bisa diterapkan di Kabupaten Kutai Kartanegara dilihat dari sumber daya yang dimiliki dan kebutuhan masyarakat sekitar.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian Ekologi Industri
Ekologi industry merupakan suatu pendekatan manajemen lingkungan dimana suatu sistem industri tidak dilihat terpisah dengan sistem sekelilingnya tetapi merupakan bagian utuh yang saling mendukung dalam rangka mengoptimalkan siklus material ketika suatu bahan baku diproses menjadi suatu produk.
Dasar utama ekologi industri yaitu metabolisme industri yang merupakan keluruhan aliran material dan energy yang ada dalam sistem industri (termasuk semua aspek kegiatan manusia didalamnya) sehingga diperoleh suatu jenis operasi yang ramah lingkungan dan berkesinambungan.
Tujuan ekologi industri adalah untuk memajukan dan melaksanakan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan, baik itu secara global, regional, ataupun pada tingkat lokal, dengan mencoba menemukan antara kebutuhan generasi sekarang dan generasi mendatang.
Strategi untuk mengimplementasikan konsep ekologi industri ada empat elemen utama yaitu : (1) mengoptimasi penggunaan sumber daya yang ada; (2) membuat suatu siklus material yang tertutup dan meminimalkan emisi; (3) proses dematerialisasi; dan (4) pengurangan dan penghilangan ketergantungan pada sumber energi tidak terbarukan.

B.      Penerapan Ekologi Industri di Kabupaten Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10 km2 dan terdiri atas 18 kecamatan, meliputi 212 desa/kelurahan. Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara berjumlah 547.422 jiwa dengan pertumbuhan 4,23%. Kepadatan penduduk 20 jiwa/km2 dan penyebaran penduduk 15% di perkotaan dan 85% di pedesaan. Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari etnis local seperti Kutai dan Dayak maupun yang berasal dari luar seperti Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Sumatra, Nusa Tenggara, Bali, Papua dan lain-lain. Topografi wilayah sebagian bergelombang hingga berbukit dengan kemiringan landai sampai curam. Kondisi topografi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki banyak hutan, sungai dan bukit-bukit. Curah hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara berkisar 2000-4000 mm per tahun dengan temperatur rata-rata 26-33oC.
Kelapa sawit merupakan komoditas ekspor andalan yang dijadikan bahan baku minyak goreng. Total luas lahan perkebunan kelapa sawit di Kutai Kartanegara adalah 774.342,00 Ha, dengan perhitungan yang sudah digunakan adalah seluas 606.123,85 Ha dan yang belum digunakan 168.209,15 Ha. Adapun daftar perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada tabel berikut.
NO
NAMA PERUSAHAAN
LOKASI ( KEC )
KOMODITI
LUAS (Ha)
1
PT. REA KALTIM PLANTATIONS
KEMBANG JANGGUT
KELAPA SAWIT
13.160
2
PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR
LOA KULU
KELAPA SAWIT
11.912
3
PT. PRASETIA UTAMA
TABANG
KELAPA SAWIT
9.097
4
PT. TRI TUNGGAL SENTRA BUANA
MUARA BADAK
KELAPA SAWIT
12.000
5
PT. SASANA YUDHA BAKTI
KEMBANG JANGGUT
KELAPA SAWIT
6.000
6
PT. BINA INSANI LESTARI UTAMA
MUARA WIS
KELAPA SAWIT
10.000
7
PT. KHALEDA AGRO PRIMA. M
MUARA KAMAN
KELAPA SAWIT
20.000
8
PT. AGRI EAST BORNEO KENCANA
MUARA KAMAN
KELAPA SAWIT
12.000
9
PT. AGRO JAYA TIRTA KENCANA
MUARA KAMAN
KELAPA SAWIT
20.000
10
PT. SAWIT KALTIM LESTARI
MUARA KAMAN
KELAPA SAWIT
12.000
11
PT. KUTAI AGRO JAYA
KOTA BANGUN
KELAPA SAWIT
5.000
12
PT. JAYA MANDIRI SUKSES
MUARA WIS
MUARA MUNTAI
KELAPA SAWIT
21.000
13
PT. MANUNGGAL ADI JAYA
KENOHAN
KELAPA SAWIT
21.000
14
PT. BELAYAN HAMBAU SAWIT
KEMBANG JANGGUT
KELAPA SAWIT
17.000
15
PT. SAWIT PRIMA SAKTI
SEBULU
MUARA KAMAN
KELAPA SAWIT
9.600
16
PT. YUPA PRASASTI SAKTI
TABANG
KELAPA SAWIT
8.000
17
PT. KARTANEGARA KUMALA. S
TABANG
KEMBANG JANGGUT
KELAPA SAWIT
20.000
18
PT. ANUGRAH UREA SAKTI
MUARA KAMAN
KELAPA SAWIT
14.000
19
PT. PRIMA MITRAJAYA MANDIRI
MUARA KAMAN
KOTA BANGUN
MUARA WIS
KELAPA SAWIT
21.500
20
PT. PERKEBUNAN KALTIM UTAMA
MUARA JAWA
LOA JANAN
KELAPA SAWIT
17.000
21
PT. ALAM JAYA PERSADA
SAMBOJA
MUARA JAWA
KELAPA SAWIT
17.000
22
PT. KALPATARU SAWIT PLANT.
MARANG KAYU
MUARA BADAK
KELAPA SAWIT
20.000
23
PT. MALAYA SAWIT PLANT.
SEBULU
KELAPA SAWIT
19.000
24
PT. MAHAKAM SAWIT PLANT.
MUARA KAMAN
SEBULU
KELAPA SAWIT
19.500
25
PT. KUTAI SAWIT PLANT.
MARANG KAYU
MUARA BADAK
KELAPA SAWIT
20.000
26
PT. SAWIT KHATULISTIWA PLANT.
MUARA KAMAN
SEBULU
TENGGARONG SBR.
KELAPA SAWIT
21.000
27
PT. JONGGON GERBANG SAWIT
LOA KULU
KELAPA SAWIT
1.000
28
PT. TEGUH JAYA PRIMA ABADI
MUARA WIS
MUARA KAMAN
KELAPA SAWIT
5.600
29
PT. NIAGAMAS GEMILANG
LOA KULU
KELAPA SAWIT
16.500
30
PT. MITRA BANGGA UTAMA
ANGGANA
KELAPA SAWIT
12.095
31
PT. KOTA BANGUN PLANTATION
LOA KULU
LOA JANAN
KELAPA SAWIT
18.000
32
PT. SASANA YUDHA BAKTI
KEMBANG JANGGUT
KELAPA SAWIT
10.710
33
PT. GERBANG MERANTI AGRO.
MUARA KAMAN
KELAPA SAWIT
18.950
34
PT. TEGUH JAYA PRIMA ABADI
KOTA BANGUN
KELAPA SAWIT
6.300
35
PT. SURYA BUMI TUNGGAL. P
MUARA WIS
MUARA MUNTAI
KELAPA SAWIT
17.500
36
PT. TUNAS SEJATI ABADI
KEMBANG JANGGUT
TABANG
KELAPA SAWIT
16.00
37
PT. TUNAS PRIMA SEJAHTERA
KEMBANG JANGGUT
KENOHAN
KELAPA SAWIT
20.000
38
PT. HIMALAYA
MUARA KAMAN
KELAPA SAWIT
15.000
39
PT. SURYA BUMI PERMAI
MUARA KAMAN
SEBULU
TENGGARONG SBR.
KELAPA SAWIT
11.480
40
PT. NIAGAMAS GEMILANG
LOA KULU
KELAPA SAWIT
16.500
41
PT. BAHTERA BAHAGIA
KOTA BANGUN
KELAPA SAWIT
13.000
JUMLAH
572.038
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2008
 
Dilihat dari luasnya perkebunan kelapa sawit di Kutai Kartanegara maka hendaknya dibangun pula industri hilir di Kabupaten Kutai Kartanegara berupa industri yang mengolah kelapa sawit menjadi minyak goreng dan produk turunan lainnya yang bisa diterapkan. Untuk itu hendaknya Kabupaten Kutai Kartanegara mempersiapkan konsep ekologi industri untuk memperoleh pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.

C.     Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Utama Ekologi Industri
Dilihat dari luasnya perkebunan dan banyaknya perusahaan pengelola kelapa sawit di Kutai Kartanegara maka bisa dipastikan besarnya limbah yang dihasilkan dari kelapa sawit dan besar juga produksi turunan yang dihasilkan dari tanaman ini. Kutai Kartanegara hendaknya telah memikirkan untuk mengelola sebaik mungkin produksi dari kelapa sawit, baik itu produksi utama, produksi turunan dan produksi limbah yang semuanya memiliki nilai ekonomi apabila mau dikembangkan.
Dalam buku yang dibuat oleh KEMENPERIN, banyak sekali kegunaan dari minyak kelapa sawit yang antara lain : (1) sebagai bahan bakar alternatif biodiesel; (2) Sebagai nutrisi pakan ternak (cangkang hasil pengolahan); (3) Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan); (4) Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri komestik, industri makanan); (5) Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi; dan (6) Sebagai bahan pembuat particle board (batang dan pelepah).
Di dalam konsep ekologi industri semua hasil dari kelapa sawit itu masih bisa digunakan untuk industri lain yang membuat semua industri itu saling berkesinambungan. Untuk itu saya hanya membahas semampu saya untuk mmbuat konsep ekologi industri yang sesuai dengan sumber daya dan kebutuhan masyarakat di Kutai Kartanegara.

D.     Ekologi Industri Kelapa Sawit
1.   Tandan Kosong Kelapa Sawit
a.    Pupuk Kalium
Tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi. Bagi perkebunan kelapa sawit, dapat menghemat penggunaan pupuk sintesis sampai dengan 50%. Contoh hasil pupuk yang dihasilkan dari tandan kosong kelapa sawit adalah pupuk kalium.
Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu tandan. Abu tandan tersebut ternyata memiliki kandungan 30-40% K2O, 7% P2O5, 9% CaO, dan 3% MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu.
Sebagai gambaran umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan kapasitas 1200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10,8 %/hari, setara dengan 5,8 ton KCL; 2,2 ton kieserite; dan 0,7 ton TSP. dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30-38% DENGAN Ph 8-9.
Kelangkaan pupuk KCL yang kerap kali dihadapi oleh pekebun dapat diatasi dengan menggantinya abu tandan. Biaya produksinyapun lebih rendah disbanding dengan harga pupuk KCL.
Pupuk kalium yang dihasilkan ini bisa digunakan sebagai pupuk tanaman kelapa sawit di lapangan maupun dijual kepada masyarakat sekitar dengan harga yang sesuai untuk masyarakat sekitar ataupun lebih rendah dari pupuk yang biasa dipakai masyarakat sekitar untuk bercocok tanam. Hal ini bisa meningkatkan kesejahteraan daripada perusahaan kelapa sawit dan masyarakat sekitar.
b.    Bahan Serat untuk Industri Kecil dan Besar
Tandan kosong kelapa sawit juga menghasilkan serat kuat yang dapat digunakan untuk berbagai hal, diantaranya serat berkaret sebagai bahan pengisi jok mobil dan matras, polipot (pot kecil, papan ukuran kecil) dan kertas (tandan kosong kelapa sawit memiliki bahan selulosa yang bisa digunakan untuk pembuatan kertas).
Tandan kosong kelapa sawit memiliki komposisi selulosa yaitu α-selulosa yang merupakan selulosa berkualitas tinggi yang dapat diolah menjadi pulp berkualitas tinggi sebagian bahan baku pembuatan aneka jenis kertas berharga.
Serat tandan kosong dapat diperoleh dengan cara mengepresnya sehingga keluar air, minyak, dan kotoran yang terkandung didalamnya. Selanjutnya tandan kosong tersebut diurai memakai mesin pengurai sehingga seratnya terpisah dengan komponen bukan serat seperti gabus, pati, dan kotoran. Setelah terurai, serat diayak untuk memisahkan serat panjang, pendek, dan debu yang menempel. Serat kelapa sawit memiliki diameter yang lebih besar, lebih kaku, dan lebih lentur dibandingkan dengan serat kelapa. Pabrik dengan kapasitas 30 ton tandan buah segar perjam mampu menghasilkan serat sebanyak 30 ton perhari.
Dari serat tandan kosong ini maka bisa dihasilkan industri rumah tangga berupa industri pembuat bahan pengisi jok mobil dan matras, polipot (pot kecil, papan ukuran kecil) dan juga industri besar seperti industri kertas.
Dalam produksi industri kertas, ditemukan adanya serat yang hilang dan terbawa bersama air limbah. Minimalisasi limbah pada industri kertas dapat dilakukan dengan disc filter untuk mengurangi serat yang terbuang bersama air limbah dan mendapatkan kembali serat ini untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku. Untuk limbah cair sendiri yang seratnya sudah diambil bisa diolah menggunakan proses lumpuraktif, parit oksidasi dan trickling filter agar bisa dikembalikan ke lingkungan atau digunakan untuk kebutuhan air perkebunan masyarakat sekitar.
2.   Tempurung Kelapa Sawit
Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak. Tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai briket arang dan arang aktif.
a.    Briket Arang
Menurut Goenadi et al (2005) potensi energi yang dapat dihasilkan dari produk samping sawit dapat dilihat dari nilai energy panas (calorific value). Produk samping yang memiliki nilai energi panas tinggi adalah cangkang dan serat. Cangkang dan serat (fibre) dimanfaatkan sebagian besar atau seluruhnya sebagai bahan bakar boiler Perkebunan Kelapa Sawit (PKS). Untuk nilai energi panas dari beberapa produk sawit (berdasarkan berat kering) dapat dilihat di bawah ini.
Bagian
Rata-rata calorific value (kJ/kg)
Kisaran (kJ/kg)
Tandan Kosong Kelapa Sawit
18 795
18 000-19 920
Serat
19 055
18 800-19 580
Cangkang
20 093
19 500-20 750
Batang
17 471
17 000-17 800
Pelepah
15 719
15 400-15 680

Alternatif lain pemanfaatan limbah padat kelapa sawit yang paling sederhana untuk Indonesia adalah menjadikannya briket arang. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki sifat tersebut dengan pemadatan melalui pembriketan, pengeringan dan pengarangan. Karakteristik briket arang yang terbuat dari cangkang kelapa sawit telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk briket arang kayu minimal 5000 kalori/gram (Goenadi et al, 2005). Untuk tabel karakteristik briket arang dari cangkang sawit bisa dilihat dibawah ini.
Karakteristik
Briket Arang Cangkang Sawit
Kadar air, %
8,47
Kadar abu, %
9,65
Kadar zat terbang, %
21,10
Kadar karbon terikat, %
69,25
Keteguhan tekan, kg/cm2
7,82
Nilai kalor, kal/g
6.600

Briket arang ini bisa dikelola oleh masyarakat sekitar agar masyarakat sekitar mempunyai penghasilan tambahan dan mempunyai bahan bakar untuk memasak ataupun bahan bakar lainnya.
b.    Arang aktif
Tempurung buah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Arang aktif dapat dibuat dengan melalui proses karbonisasi pada suhu 550oC selama kurang lebih tiga jam. Karakteristik arang aktif yang dihasilkan melalui proses tersebut memenuhi standar industri Indonesia, kecuali untuk kadar abu. Tingkat keaktifan arang aktif cukup tinggi. Hal ini terlihar dari daya serap larutan iodnya sebesar 28,9%.
Adapun manfaat dari arang aktif bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
No
Pemakai
Kegunaan
1
Industri obat dan makanan
Menyaring, penghilangan bau dan rasa
2
Minuman keras dan ringan
Penghilangan warna, bau pada minuman
3
Kimia perminyakan
Penyulingan bahan mentah
4
Pembersih air
Penghilangan warna, bau penghilangan resin
5
Budidaya udang
Pemurnian, penghilangan ammonia, netrite phenol dan logam berat
6
Industri gula
Penghilangan zat-zat warna, menyerap proses penyaringan menjadi lebih sempurna
7
Pelarut yang digunakan kembali
Penarikan kembali berbagai pelarut
8
Pemurnian gas
Menghilangkan sulfur, gas beracun, bau busuk asap
9
Katalisator
Reaksi katalisator pengangkut vinil chloride, vinil acetat
10
Pengolahan pupuk
Pemurnian, penghilangan bau

Dari tabel kegunaan arang aktif diatas, saya hanya mengambil kegunaan arang aktif untuk, pembersih air, budi daya udang, dan pengolahan pupuk. Hal ini dikarenakan saya hanya membahas ekologi industri yang bisa diterapkan di Kutai Kartanegara dilihat dari sumber daya dan kbutuhan masyarakat sekitar.
Arang aktif bisa dikelola oleh masyarakat sekitar dan perusahaan untuk kesejahteraan bersama. Arang aktif bisa digunakan warga untuk membersihkan air yang mereka konsumsi baik itu air dari sungai ataupun sumur. Arang aktif juga bisa dipakai untuk Instalasi Pengolahan Air setempat, arang aktif bisa digunakan warga untuk budi daya udang untuk meningkatkan produksi udang mereka, dan arang aktif digunakan untuk pengolahan pupuk yang dipakai untuk perkebunan kelapa sawit ataupun perkebunan warga yang lainnya.
3.      Batang Kelapa Sawit
a.    Perabot Rumah Tangga
Batang kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi, dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tinggi. Batang kelapa sawit tersebut dapat dibuat sebagai perabot rumah tangga seperti mebel, furniture, atau sebagai papan artikel. Dari setiap batang kelapa sawit dapat diperoleh kayu sebanyak 0,34 m3.
Sifat-sifat yang dimiliki kayu kelapa sawit tidak berbeda jauh dengan kayu-kayu yang biasa digunakan untuk perabot rumah tangga sehingga berpeluang untuk dimanfaatkan secara luas. Produksi turunan ini bisa menjadi industri rumah tangga bagi masyarakat sekitar untuk menambahkan lapangan pekerjaan serta bisa dipakai untuk perabot rumah tangga masyarakat sekitar.
b.    Pakan Ternak
Batang dan pelapah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada prinsipnya terdapat tiga cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan ternak, yaitu pertama pengolahan menjadi silase, kedua dengan perlakuan NaOH dan yang ketiga adalah pengolahan dengan menggunakan uap. Untuk pelepah kelapa sawit, pengolahan yang paling efisien adalah membuat silase.
Pengalaman peternak sapi di Malaysia pada usaha penggemukan sapi dengan skala 1.500 ekor, menggunakan komposisi makanan campuran dengan perbandingan 50% pelepah kelapa sawit dan 50% konsentrat.
Kotoran ternak yang dihasilkan juga merupakan potensi untuk bahan bakar biogas yang sangat berguna bagi masyarakat sekitar untuk menggantikan bahan bakar LPG yang mungkin susah didapat dan mahal. Jika dibandingkan dengan bahan bakar nabati lainnya, nilai kalori Biogas sangat tinggi, yaitu sebesar 15.000 kJ/kg jika dibandingkan dengan arang (7000 kJ/kg), kayu (2.400 kJ/kg) bahkan minyak tanah (8.000 kJ/kg). Oleh sebab itu, aplikasi penggunaan biogas bisa dikembangkan untuk memasak dan penerangan (menghasilkan listrik).
Adapun tabel komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa pertanian bisa dilihat dibawah ini.
Jenis Gas
Biogas
Kotoran Sapi
Campuran Kotoran + Sisa Pertanian
Metan (CH4)
65,7
54 - 70
Karbon Dioksida (CO2)
27,0
45 – 57
Nitrogen (N2)
2,3
0,5 – 3,0
Karbon Dioksida (CO)
0
0,1
Oksigen (O2)
0,1
6,0
Propena (C3H8)
0,7
-
Hidrogen Sulfida (H2S)
-
Sedikit
Nilai Kalor (kkal/m2)
6513
4800  - 6700

4.      Limbah cair
Limbah cair dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah ini berasal dari kondesat, stasiun klarifikasi, dan dari hidrosilikon. Limbah kelapa sawit memiliki kadar organic yang tinggi. Tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degradasi bahan organic yang lebih besar pula.
Lumpur (sludge) disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit, sedangkan lumpur yang telah mengalami proses sedimentasi disebut lumpur sekunder. Kandungan bahan organic lumpur juga tinggi yaitu pH berkisar 3-5. Adapun karakteristik limbah cair kelapa sawit bisa dilihat pada tabel dibawah.

Parameter
Lumpur Primer
Lumpur Sekunder
pH
3,75
4,54
Padatan tersuspensi (ppm)
80.720
243.670
Padatan volatile (ppm)
64.760
233.730
COD (ppm)
28.220
16.320
Nitrat (ppm)
31
3
Fosfat (ppm)
106
3

a.    Land application
Land application disebut juga sebagai pemanfaatan limbah cair kelapa sawit sebagai pupuk di lahan perkebunan kelapa sawit. Pemanfaatan limbah cair pengolahan kelapa sawit pada lahan perkebunan kelapa sawit dapat meningkatkan sifat fisik-kimia tanah.
Sifat kimia limbah cair pabrik kelapa sawit ke lahan perkebunan kelapa sawit dapat dilihat pada tabel di bawah.

No
Parameter
Hasil
1
pH
6,6
2
BOD (ppm)
1798,5
3
COD (ppm)
2941
4
N total (ppm)
196
5
P (ppm)
19,5
6
K (ppm)
267
7
Mg (ppm)
61
8
Minyak
103

Limbah cair pabrik kelapa sawit yang diaplikasikan ke tanah pada lahan perkebunan kelapa sawit, ternyata berfungsi sebagai bahan pupuk organic. Hal ini terlihat oleh meningkatnya pH, kadar bahan organic, N total, P tersedia, K dan Mg tukar tanah setelah diaplikasikan limbah cair pabrik kelapa sawit selama 12 tahun (B3), 13 tahun (B2), dan 14 tahun (B1). Adapun pengaruh aplikasi limbah cair kelapa sawit terhadap sifat kimia tanah dapat dilihat pada tabel dibawah.
Perlakuan
pH tanah
C organic (%)
N total (%)
Rasio C/N
P tersedia (ppm)
K tukar (m/100)
Mg tukar (me/100)
B0
5, 39 bB
1,50 cC
0,158 cC
9,498 b
7,778 dD
0,098 cC
0,326 dD
B1
5,73 bB
1,80 bAB
0,164 cC
10,964 a
151,256 cC
0,900 aA
1,336 bB
B2
5,64 bB
2,12 aA
0,192 aA
11,022 a
196,564 bB
0,576 bB
1,254 cC
B3
6,25 aA
1,69 bB
0,176 bB
9,574 b
224,778 aA
0,962 aA
2,536 aA
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada P 0,05 (a, b, c, d) dan P 0,01 (A, B, C, D)  
b.    Biogas
Potensi biogas yang dihasilkan dari limbah cair pabrik kelapa sawit sangat besar karena limbah tersebut memiliki kadar metan yang tinggi. Potensi biogas yang dihasilkan dari 600-700 kg limbah cair pabrik kelapa sawit dapat diproduksi sekitar 20 m3 biogas (Goenadi, 2006) dan setiap m3 gas methan dapat diubah menjadi energy sebesar 4.700-6000 kkal atau 20-24 MJ (Isroi, 2008). Sebuah pabrik minyak kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton TBS/jam dapat menghasilkan tenaga biogas untuk energi setara 237 KwH (Naibaho, 1996).
Selain menghasilkan biogas, pengolahan limbah cair dengan proses digester anaerobic dapat dilakukan pada lahan yang sempit dan member keuntungan berupa penurunan jumlah padatan organic, jumlah mikroba pembusuk yang tidak diinginkan, serta kandungan racun dalam limbah. Disamping itu juga membantu peningkatan kualitas pupuk dari sludge yang dihasilkan, karena sludge yang dihasilkan berbeda dari sludge  limbah cair pabrik minyak kelapa sawit biasa yang dilakukan melalui proses konvensional (Tobing, 1997). Kelebihan tersebut adalah:
1)   Penurunan kadar BOD bisa mencapai 80-90%
2)   Baunya berkurang sehingga tidak disukai lalat
3)   Berwarna coklat kehitam-hitaman
4)   Kualitas sludge sebagai pupuk lebih baik.
5.      Minyak sawit.
Minyak sawit mempunyai potensi yang besar untuk industri pangan maupun industri nonpangan. Industri non pangan yang akan dikembangkan di Kalimantan Timur adalah industri oleokimia. Oleokimia adalah bahan baku industri yang diproleh dari minyak nabati, termasuk diantaranya adalah minyak sawit dan minyak inti sawit. Produksi utama minyak yang digolongkan dalam oleokemikal adalah asam lemak, lemak alcohol, asam amino, metal ester, dan gliserin.
Dari industri yang bisa dihasilkan dari industri oleokimia, menurut saya yang bisa dikembangkan di Kabupaten Kutai Kartanegara sekarang ini hanya Industri Tekstil dan Industri Kertas. Untuk industri tekstil yang dibutuhkan dalam oleokimia adalah asam lemak.
Asam lemak minyak sawit dihasilkan dari proses hidrolisis, baik secara kimiawi maupun enzimatik. Proses hidrolisis menggunakan enzim lipase dari jamur Aspergillus niger dinilai lebih hemat energy karena dapat berlangsung pada suhu 10-25oC. Selain itu, proses ini juga dapat dilakukan pada fase padat. Namun, hidrolisis enzimatik mempunyai kekurangan pada kelambatan prosesnya yang berlangsung 2-3 hari. Asam lemak yang dihasilkan dihidrogenisasi, lalu didestilasi, dan selanjutnya difraksinasi sehingga dihasilkan asam-asam lemak murni.
















Industri :
·  Tekstil
·  Kertas
·  Kulit
·  Kosmetik
·  Pelengkap bangunan
·  Pestisida
·  Insektisida
·  Detergen, sabun
·  Bahan pembersih
·  Minyak mineral
·  Polimerisasi
·  Cat
·  Lilin
·  Bahan pemadam api
·  veris
 


Asam lemak

Lemak alcohol

Asam lemak

Metil ester

Gliserin

 



Penghasil oleokemikal dasar
 




Penghasil Derivatif
 










 












Limbah cair dari industri tekstil ini bisa diolah dan digunakan kembali untuk kebutuhan air perkebunan masyarakat setempat.








BAB III
PENUTUP

A.          Kesimpulan
Kutai Kartanegara mempunyai perkebunan kelapa sawit yang luas dan banyaknya perusahaan pengelola kelapa sawit. Hal ini mengakibatkan banyaknya limbah dari pengolahan kelapa sawit yang bisa merusak lingkungan. Untuk itu pemerintah Kutai Katanegara harus memikirkan konsep ekologi industri yang bisa dikembangkan di kutai Kartanegara dengan bahan baku dari kelapa sawit agar bisa dihasilkan zero waste. Ekologi industry merupakan suatu pendekatan manajemen lingkungan dimana suatu sistem industri tidak dilihat terpisah dengan sistem sekelilingnya tetapi merupakan bagian utuh yang saling mendukung dalam rangka mengoptimalkan siklus material ketika suatu bahan baku diproses menjadi suatu produk.
Banyak industri yang bisa dikembangkan dengan hasil produk kelapa sawit maupun hasil limbah dari kelapa sawit, yang antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Industri rumah tangga dimana di industri ini bisa dikembangkan:
a.    industri pupuk dari limbah serat dan limbah cair yang pupuk ini bisa untuk perkebunan kelapa sawit dan perkebunan warga yang lain
b.    industri jok mobil dan matras dari limbah serat.
c.    Industri polipot dari limbah serat yang menghasilkan pot untuk perkebunan warga sekitar.
d.   Industri briket arang dari limbah tempurung yang berguna bahan bakar warga sekitar dan bahan bakar bolier pabrik minyak kelapa sawit.
e.    Industri arang aktif dari limbah tempurung yang bisa diguunakan untuk penyulingan minyak kelapa sawit, untuk penjernih air baik sumur warga maupun instalasi pengolahan air bersih yang airnya bisa digunakan untuk keperluan warga dan pabrik minyak kelapa sawit.
f.     Industri perabot rumah tangga dari limbah batang.
g.    Industri biogas dari limbah cair dan peternakan warga sebagai bahan bakar warga sekitar.
2.      Industri besar dimana industri ini bisa dikembangkan :
a.    Industri pakan ternak dari limbah batang yang bisa digunakan untuk pakan ternak dan hasil ternak itu bisa dikonsumsi oleh warga sekitar, sedangkan limbah kotoran ternak sendiri bisa dikembangkan menjadi biogas.
b.    Industri kertas dari limbah serat yang limbah cairnya bisa diambil kmbali seratnya untuk bahan baku dari industri kertas itu sendiri, sedangkan limbah cairnya diolah dan digunakan untuk kebutuhan air perkebunan warga.
c.    Industri oleokimia dengan pemanfaatan asam lemak dari minyak sawit sehingga bisa dikembangkan Industri tekstil dimana limbah cair industri tekstil yang diolah bisa digunakan untuk kebutuhan air perkebunan warga.

B.     Saran
         Penulis diharapkan bisa mencari data sebanyak mungkin agar bisa mendapatkan masalah-masalah yang lebih banyak agar pembaca bisa mengetahui lebih banyak tentang bagaimana membuat sebuah konsep industri yang lebih bagus lagi untuk Kabupaten Kutai Kartangara.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara harus segera memikirkan konsep ekologi indutri yang bisa dikembangkan di daerah Kabupaten Kutai Kartanegara karena Kalimantan Timur sedang dalam pengembangan industri hilir untuk menambah pendapatan daerah.







DAFTAR PUSTAKA

LokaKarya dan Rapat Koordinasi Tentang Pengelolaan Delta Mahakam. 2005. Kebijakan Pengelolaan Delta Mahakam. Balikpapan.
Paparan Bupati Kutai Kartanegara Dalam Rangka LokaKarya/Rapat Koordinasi Pengelolaan Delta Mahakam. 2009. Perspektif Penyelamatan Delta Mahakam. Balikpapan
Supriadi. 2006. Hukum Lingkungan Di Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta.
Supriatna, Jana. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGURUS FKMPKN SAMARINDA 2012/2013

BORNEO CRY'S